Cari Blog Ini

Jumat, 10 Agustus 2012

Legenda dari Jepang: Kintaro

Pada zaman dahulu kala, di pedalaman di gunung Ashigara di provinsi Sagami yang sekarang dikenal sebagai provinsi Kanagawa, hiduplah seoarng anak laki-laki bernama Kintaro yang tinggal bersama ibunya. Kintaro gagah dan sehat. Ia selalu bermain dengan binatang-binatang di gunung itu. Ia suka beradu lari dengan kelinci, beradu cepat memanjat pohon dengan kera, atau beradu sumo bersama beruang. Ketika itu ia belajar dari binatang-binatang tersebut tentang tumbuhan yang bisa dijadikan obat atau kacang dan buah yang aman dimakan. Ibu kintaro mengajarkannya cara membaca, menulis dan berhitung. Kintaro bukanlah sekedar anak laki-laki yang gagah dan kuat. Tetapi ia juga baik hati dan bijaksana.
Pada suatu hari, Kintaro dan kawan-kawan binatangnya sedang berjalan-jalan di gunung itu dan sampailah mereka di sebuah jurang di atas air terjun gunung. Waktu itu hari hujan, dan arus sungai mengalir kencang dan cepat.
Binatang-binatang itu berkata, “Kalau arus sungai seperti ini, kita tidak akan bisa menyeberang.”
Kintaro pun mulai mendorong sebuah pohon raksasa yang tumbuh di tepi sungai. Pohon raksasa itu patah dan ambruk hingga mencapai tepian di seberang sungai menjadi semacam jembatan.
Ternyata ada seseorang yang mengamati semuanya dari balik pohon, yaitu seorang ksatria samurai dari kota. Ksatria samurai itu sedang berkeliling di gunung tersebut dengan perintah dari atasannya agar mencari seorang anak yang kuat untuk dijadikan anak buah. Samurai itu melihat Kintaro dan terkesan pada pandangan pertama. Ia lalu menemui ibu Kintaro dan meminta izin kepadanya untuk membawa Kintaro ke kota.
Ibu Kintaro lalu menjawab, “Kami memang berasal dari keluarga samurai bernama Sakata. Tapi suami saya meninggal dan itulah kenapa kami tinggal di pedalamn hutan ini. Silahkan, bawalah putera saya ke kota dan jadikan ia seorang samurai yang hebat.”
Kintaro pun pergi ke kota dan menamai dirinya menjadi Sakata no Kintoki, dan menjadi seorang samurai yang hebat.


[Cerita ini dibacakan di Radio NHK World Edisi 13 Maret 2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar