Cari Blog Ini

Selasa, 14 Agustus 2012

Legenda dari Jepang : Kakek yang Membuat Bunga-Bunga Bermekaran

Pada zaman dahulu kala, di sebuah tempat di Jepang, hiduplah sepasang kakek dan nenek yang baik hati. Pasangan itu tidak memiliki anak.
Pada suatu malam saat turun hujan, mereka mendengar sesuatu di luar pintu rumah mereka. Kakek dan nenek itu membuka pintu dan menemukan seekor anak anjing disana. Anak anjing itu basah kuyup, menggigil dan mengkaing-kaing dengan menyedihkan.
Pasangan kakek dan nenek itu kemudian memasukkan si anak anjing ke dalam rumah, menyalakan api di perapian irori dan menghangatkan anak anjing itu dan juga memberinya bubur. Pasangan kakek dan nenek itu miskin, tetapi mereka merawat dan membesarkan si anak anjing dengan penuh cinta dan kasih sayang. Mereka mengajak anak anjing itu kemana saja mereka pergi, baik itu ke ladang maupun ke pegunungan. Anak anjing itu pun tumbuh semakin besar dan besar.
Pada suatu hari saat sang kakek sedang membajak ladangnya, si anjing berhenti di suatu tempat, menggonggong dan mulai menggali dengan kaki depannya. Sang kakek yang keheranan juga ikut menggali, dan…
Ia mememukan kepingan-kepingan koin emas di tanah. Ada yang besar dan ada juga yang kecil. Pasangan kakek dan nenek gembira sekali dan membagikan koin-koin emas itu dengan tetangga-tetangganya. Seorang pria tua yang jahat melihat peristiwa itu dan berkata, “Pinjamkan anjingmu kepadaku!”
Sang kakek yang baik hati sebenarnya tidak mau meminjamkan anjingnya, tetapi ia tidak bisa mengatakan tidak. Dan ia pun meminjamkan anjingnya kepada kakek yang jahat itu.
Kakek yang jahat itu menendang si anjing dan berkata, “Katakan kepadaku, dimana ada harta terpendam?!”
Karena tendangan kakek jahat itu, si anjing mengkaing kesakitan.
“Kau memberitahu aku agar menggali disini, bukan?!” Si kakek jahat itu menggali tanah. Tetapi ia hanya menemukan sampah. Karena marah besar, si kakek jahat pun membunuh anjing itu dan menguburnya.
Kemudian sang kakek yang baik hati datang. “Dimana anjingku?”

Sang kakek yang jahat menjawab,”Aku membunuh binatang tak berguna itu dan telah menguburnya.”
Kakek yang baik hati merasa teramat sangat sedih. Kakek dan nenek yang baik hati itu bersama-sama menanam sebatang pohon di tempat dimana anjing mereka dikuburkan. Pohon itu tumbuh tinggi dan semakin tinggi.
Tetapi pada suatu hari di hari badai, petir menyambar pohon itu dan merobohkannya. Sang kakek menggunakan kayu dari pohon itu untuk membuat lesung. Ia menaruh beras ketan di dalam lesung itu untuk membuat kue ketan dan menumbuk beras ketan itu. Kemudian…
Ternyata kepingan-kepingan koin emas besar dan kecil berjatuhan keluar dari lesung itu. Si kakek jahat mendengar hal ini dan kali ini ia berhasil meminjam lesung tersebut. Kakek jahat itu menumbuk beras ketan untuk membuat kue ketan tetapi serangga menjijikan dan sampah-sampah berjatuha keluar dari lesung itu. Kakek jahat itu marah dan membakar lesung tersebut menjadi abu.
Kemudian datanglah kakek yang baik hati dan meminta kakek jahat untuk mengembalikan lesungnya. Kakek yang jahat itu berkata, “Aku sudah membakar lesungmu menjadi abu. Kalau engkau menginginkan abunya, kau boleh bawa pulang.”
Kakek yang baik hati meletakkan abu itu di atas tampah dan membawanya pulang. Di tengah perjalanan pulang, angin kencang bertiup dan sebagian abu itu beterbangan dan mengenai sebuah pohon yang sudah mati. Saat itulah hal yang menakjubkan terjadi.
Ya, menakjubkan! Pohon yang sudah mati itu mulai berbunga! Saat itu, seorang bangsawan lewat dengan rombongannya. Kakek yang baik hati itu berteriak, “Aku adalah kakek yang memekarkan bunga! Aku akan membuat pohon-pohon yang sudah mati berbunga lagi.” Sang kakek pun menebarkan abu itu ke udara. Tak terhitung bunga yang mekar di pohon-pohon yang sudah mati. Dan sang bangsawan pun dengan senang hati memberikan hadiah yang banyak sekali kepada kakek itu.
Kakek jahat melihat kejadian itu dan meniru sang kakek yang baik hati dengan menggenggam abu dan melemparkannya ke sebuah pohon mati. Tetapi abu itu mengenai mata sang bangsawan dan para pengiringnya. Sang bangsawan marah dan memasukkan kakek jahat itu ke dalam penjara.

(Cerita di di Bacakan di Radio NHK World Edisi 3 April 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar