Cari Blog Ini

Jumat, 10 Agustus 2012

Legenda dari Jepang : Nasi Kepal Yang Menggelinding

Dahulu kala, hiduplah sepasang kakek nenek yang baik hati. Suatu hari, sang kakek pergi ke kegunungan untuk mengumpulkan kayu-kayu bakar. Waktu makan siang tiba. Sang kakek pun membuka bekal makan siangnya dan ketika ia akan memakan satu nasi kepalnya tanpa sengaja ia menjatuhkannya ke tanah.
Nasi kepal itu menggelinding dan jatuh ke dalam sebuah lubang. Dari dalam lubang, terdengar nyanyian yang dinyanyikan oleh suara-suara mungil yang lucu. Katanya begini, “Omoshubi kororin su tong tong…” yang artinya, “Nasi kepal menggelinding ding ding…”
Karena penasaran, sang kakek lalu mengambil lagi satu nasi kepal. Kali ini, dengan sengaja ia gelindingkan ke dalam lubang.
Dan nyanyian itu pun terdengar lagi. “Omoshubi kororin su tong tong… Nasi kepal menggelinding ding ding…”
“Wah, lucu sekali!” kata si kakek. Kemudian ia menggelindingkan kotak makan siangnya . Dan betapa terkejutnya ia mendengar nyanyian yang keluar.
“Juuba kurorin su tong tong…” Yang artinya, “Kotak makanan menggelinding ding ding…”
Setelah itu, karena tidak ada lagi yang bisa digelindingkan, maka sang kakek sendiri loncat masuk ke dalam lubang.
Lalu terdengar lagi nyanyian. “Ojii-san kororin sut tong tong…” Yang artinya, “Kakek menggelinding ding ding…” Dan ternyata nyanyian itu dinyanyikan oleh sejumlah tikus kecil. Tikus-tikus kecil itu lalu berkata serempak, “Tuan, terima kasih atas nasi kepalnya yang enak. Izinkan kami membalas kebaikanmu dengan merayakan pesta. “
Tikus-tikus itu pun sibuk mengolah beras ketan menjadi kue mochi, dan menyiapkan pesta yang meriah. Mereka menjamu sang kakek dengan masakan yang lezat dan sang kakek makan hingga kekenyangan. Saat sang kakek hendak pulang, tikus-tikus itu berkata kepadanya, “Tuan, kami ingin memberimu hadiah untuk dibawa pulang. Yang mana yang Anda pilih, kotak besar atau kotak kecil?”

Sang kakek lalu menjabwa, “Ya, karena aku sudah tua dan hanya bisa membawa kotak yang kecil, kalau tidak keberatan, aku pilih kotak kecil itu saja.” Dan sang kakek pun pulang dan membawa kotak kecil yang dihadiahkan yang ternyata penuh dengan koin-koin emas.
Tetangganya yang tamak mendengar cerita ini dan memutuskan untuk juga pergi ke pegunungan. Ia menemukan lubang yang dimaksud dan ia pun menggelindingkan satu nasi kepal ke dalam lubang. Dari dalam lubang ia mendengar nyanyian , “Omoshubi kororin sut tong tong… Nasi kepal menggelinding ding ding…”
“Hmm, sejauh ini kelihatanyya berhasil. Kalau begitu, aku melompat saja masuk ke dalam lubang,” demikian dikatakan si tetangga yang tamak itu. Maka ia pun menggelinding ke dalam lubang. Tikus-tikus kemudian berkata, “Tuan, terima kasih untuk nasi kepalnya yang lezat. Kami ingin menghadiahkan sebuah kotak sebagai balasan atas kebaikanmu. “
Akan tetapi karena lelaki tua yang tamak itu menginginkan kedua kotak, yang besar dan yang kecil, ia pun memutuskan untuk menakut-nakuti tikus-tikus itu dengan mengeluarkan suara seperti kucing.
Meong… meong…
Saat itu juga, dinding-dinding lubang itu roboh dan langit-langitnya runtuh. Hampir menimbun laki-laki tua yang tamak itu. Dan dengan susah payah, ia meloloskan diri keluar dari lubang dan tertatih-tatih pulang ke rumah untuk menyelamatkan diri.

[Cerita ini Dibacakan di Radion NHK World Edisi 14 Frebruari 2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar