Ketika masih sekolah di sekolah menengah atas, aku selalu berpikir, rumah adalah tempat yang paling mengesalkan. Aku memang tak punya hubungan begitu baik dengan orang tuaku –dulu-. Setiap pulang sekolah, aku selalu menghabiskan waktu ku di kamar, dikamar, dan dikamar. Jarang sekali aku duduk bersama dengan orang tuaku, kecuali saat makan malam. Itu pun selalu diisi dengan kesunyian.
Setelah bersekolah di darussaalam, aku mencoba peruntungan dengan melanjutkan belajar ke tempat dimana aku tak bisa lagi tinggal bersama dengan orang tuaku, tapi harus tinggal mandiri di tempat kost. Aku berteriak senang. Inilah hal yang sangat ku tunggu-tunggu, tinggal jauh dengan orang tua, bisa melakukan apapun yang ku suka.
Waktu berlalu, semakin lama aku tinggal terpisah, semakin aku berpikir, betapa beruntungnya aku yang dulu tinggal satu rumah dengan orang tuaku. Di kampung halaman yang begitu tenang, lingkungan yang begitu hangat jauh dari polusi, dan orang-orang yang dengan senyuman ramah selalu menyapaku.
Beberapa minggu lalu, aku sakit. Hanya sakit panas biasa. Tapi saat aku menelepon orang tuaku, tiba-tiba air mataku tumpah entah mengapa. Aku hanya terbayang, Waktu kecil, saat aku sakit seperti ini, biasanya Ibu akan merawatku dengan penuh kehangatan. Aku rindu hal itu. Mungkin aku terlihat seperti anak mama. Tapi aku tak malu mengakuinya. Karena aku dibesarkan dalam lingkungan yang begitu hangat hingga ku berpikir, “Yappari, ini memang tempat yang terlalu indah untuk ku diami.”
Kini, hampir tiap minggu ku sempatkan untuk pulang ke kampung halamanku. Sekedar bisa merasakan udara bersih dan mendengar kicauan burung yang terbang dengan bebas di angkasa. Aku cinta keluargaku, aku cinta kampung halamanku.
Arashi sendiri menciptakan lagu ini saat bencana gempa melanda Jepang tahun 2010 yang lalu. Lagu ini didedikasikan untuk para korban gempa. Tak peduli serusak apapun kampung halaman mereka akibat gempa yang melanda, tetap saja, itu adalah kampung halaman yang telah membesarkan setiap mereka. Lagu ini mungkin juga bisa ditujukan untuk orang yang tengah merantau jauh dari negara mereka, Jepang, agar pulang sejenak ke sana, menjenguk kampung halaman mereka dan keluarga yang telah mereka tinggalkan. Apakah keluarga mereka selamat, apakah rumah mereka tidak hancur, apakah taman bermain dimana dulu sewaktu kecil sering dijadikan tempat bermain bersama masih ada? Tak ada salahnya untuk pulang ke kampung halaman sambil bernostalgia sejenak, kan?
Lagu ini sendiri sedikit mengingatkanku pada lagu lama berjudul Rumah Kita. Menurutku tema yang digunakan hampir sama, sehingga kedua lagu ini sama-sama menyentuh bila didengarkan.
Untuk semua yang telah lama tidak kembali pulang ke kampung halaman, wajah-wajah orang yang menantimu disana dengan senyuman, masih terpikirkankah?
Tadaima, atashi no furusato…
Kampung Halaman
Translate: Uswatun Hasanah Ast Ketika senja mulai datang, ku pandangi awan berbentuk mobil di langit
Tiba-tiba aku ingin pulang, ke kota dengan aroma yang begitu ku rindukan
Mencoba untuk sekuat tenaga mengumpulkan waktu
Orang-orang terus bermunculan di pikiranku
Sekarang, satu persatu, senyuman dari tiap-tiap orang ada disampingku
Orang-orang yang ingin kau temui ada disini
Menunggumu selalu, dengan kebaikan yang menyebar
Gunung angin dan warna lautan
Ini adalah tempat dimana kau bisa tetap jujur
Lagu yang tak bisa kau lupakan ada disini
Hari itu, sambil berpegangan tangan kita menyenandungkan sebuah lagu
Gunung, angin dan warna lautan
Inilah kampung halaman kita
Tiba-tiba aku rindu pada suara orang-orang dalam bayanganku
Hari-hari ketika kita membicarakan mimpi kita bersama, kini bersinar
Seperti hari itu, pohon-pohon memandangi langit
Kekuatan yang tak tergoyakan kini ada di hatiku
Orang-orang yang ingin kau lindungi ada disana
Percayalah pada hari esok dan melangkah maju
Bunga, bintang, dan juga jembatan pelangi
Semuanya ada di hatiku
Kebahagiaan yang kau rasakan dalam kehidupan
Aku ingin selalu menjaganya
Bunga, bintang dan juga jembatan pelangi
Kampung halamanmu
Kampung halamanku
Inilah kampung halaman kita
DOWNLOAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar