Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Maret 2011

Sejarah Persib Bandung dan Viking Bandung


Persib Bandung adalah Salah satu tim besar yang menghuni liga tertinggi di Indonesia yaitu ISL , memiliki materi pemain yang cukup merata di setiap lininya , dan juga mempunyai dana yang lebih bebas dari dana APBD merupakan tim ke 3 tim yang telah mandiri .
** Sejarah Persib Bandung **

bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung ( PSIB ) dan National Voetball Bond ( NVB ).

Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom.


Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta.

Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah.

Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.

For thanks Sumber : http://www.persib-bandung.or.id/

** Sejarah Viking Bandung **


Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-1337. Viking merupakan organisasi Bobotoh dengan jumlah anggota terbanyak dan tersebar di penjuru Jawa Barat, Banten, Kalimantan, dan daerah-daerah lain di Indonesia. Adapun Bomber sekarang sudah bergabung dan menjadi salah satu distik Viking dengan nama Viking The Bomberman.

Viking memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta

Viking dan The Jak untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan mereka. Hingga kini, Viking seringkali menyanyikan lagu-lagu rasis untuk menghujat tim yang mereka benci setiap kali mereka menyaksikan klub kebanggaan mereka bertanding, walaupun Persib dan Persija tidak sedang saling bertarung dalam satu pertandingan.

 Pada saat Persib dan Persija bertemu, biasanya pihak Polda Metro Jaya (bila pertandingan akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno) dan pihak Polwiltabes Bandung (bila pertandingan akan berlangsung di Stadion Siliwangi atau di Stadion Si Jalak Harupat) akan berpikir dua kali untuk mengeluarkan izin pertandingan tersebut karena begitu besarnya potensi terjadinya kerusuhan antara suporter kedua tim.Semua kerusuhan dan kekacauan dimulai dari kesalahan Jakmania. Menurut banyak saksi, Jakmania dulunya merasa iri dengan keberhasilan gemilang dari tim Persib. Viking pernah dibilang sebagai suporter paling fanatik oleh tim kebanggaan mereka yaitu Persib Bandung, karena kefanatikkannya, Viking dapat menjadi contoh bagi para Suporter lainnya di Indonesia.

Jumat, 25 Maret 2011

Kiper Klub Cendrawasih Papua dipanggil timnas Eropa

Performa individu kiper Cendrawasih Papua, Deniss Romanovs, yang ciamik, rupanya begitu mengesankan Latvijas Futbola Federacija (PSSI-nya, Latvia, red). Pemain kelahiran 2 September 1978 ini diminta untuk segera bergabung dengan tim nasional Latvia.

Dari faksimili Federasi Sepakbola Latvia yang dikirim kepada CEO Cendrawasih Papua, Deniss diminta segera bergabung dengan timnas untuk menghadapi Israel dalam Kualifikasi Piala Eropa (Euro 2012) di Tel Aviv pada 26 Maret 2011.

Dalam surat yang ditandatangani Genadijs Karavajevs, Latvian National Team General Manager, itu juga disebutkan bahwa kiper yang memiliki tinggi 186 sentimeter itu diminta untuk bergabung dengan timnas negaranya dari 21 sampai 27 Maret 2011. Sedangkan pemusatan timnas Latvia digelar di Keizarmezs, dan diharapkan Deniss sudah bisa bergabung pada 21 Maret mendatang. Jadwal tersebut diatur oleh FIFA dan UEFA.

Bila merujuk kepada jadwal tersebut, Deniss tidak akan memperkuat Cendrawasih Papua kala bertandang menghadapi Batavia Union pada Sabtu (26/3) mendatang. Dengan kata lain, kiper jempolan ini tak bisa memperkuat klub yang bermarkas di Jayapura itu untuk sekali tanding.

Menyikapi panggilan timnas Latvia itu, Pramadia Moses Hutabarat mengaku menghadapi dilema. Di satu sisi, ia sangat senang dan berbangga hati, karena salah satu pemainnya masuk timnas Latvia. Sedangkan di sisi lain, Cendrawasih Papua terpaksa tidak bisa diperkuat Deniss Romanovs untuk beberapa saat.

“Ini membanggakan bagi kami, karena ada salah satu pemain Cendrawasih Papua yang dipanggil tim nasional,” ujar CEO Cendrawasih Papua itu. Dua kiper lainnya akan menggantikan posisi Deniss untuk sementara. Mereka adalah Sanea Wandik, dan Eneko Bahabol. Inilah kesempatan bagi keduanya untuk menunjukkan kemampuan masing-masing dalam kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).

Menurut Moses, ketiadaan Dennis tentu akan sangat mempengaruhi kekuatan timnya. Namun, dua kiper lainnya sejak awal telah diminta untuk menyerap ilmu dari Deniss, yang sudah memperkuat timnas Latvia tiga kali. “Memang, kekuatan di belakang akan sedikit berkurang,” ujar Moses, tentang kepergian Deniss.

Moses melihat sisi positif pemanggilan Deniss Romanovs. Ini membuktikan bahwa kompetisi yang digelar LPI menunjukkan kualitasnya. “Ini menunjukkan bahwa LPI sangat serius untuk memperbaiki kompetisi di Indonesia,” Paramadia Moses menekankan. Dennis sendiri akan berangkat dari Jayapura pada 20 Maret mendatang.

Latvia berada di Grup F – bersama Kroasia, Yunani, Georgia, Israel, dan Malta – Babak Kualifikasi Euro 2012. Negara ini sementara menduduki posisi kelima dari enam peserta di grup tersebut. Dari empat kali main, Latvia meraih empat poin. Sedangkan Israel berada di atasnya, sama-sama empat kali main dan juga memperoleh empat poin, namun memiliki selisih gol lebih bagus.

16 Pemain Aceh Masuk klub Paraguay dan Argentia



Sebanyak 16 pemain ‘Timnas’ Aceh dari 30 orang yang berlatih ilmu sepakbola di Parguay sudah direkrut tiga klub di Paraguay dan satu klub di Argentina. Sedangkan sisanya sedang menjalani proses seleksi lanjutan untuk menentukan kepastian direkrut oleh klub lain. Tapi hanya tiga bermain yang bermasalah dengan cidera dan jantung dari 30 orang yang dikirim Paraguay
Demikian ditegaskan lagi oleh Perwakilan Soccer Training Program (STP) sekaligus menjabat Wakil President Indonesian Business and Culture Centre (IBBC), Sergio Sanchez Hausmann, dan Direktur Diego Ignacio Saez. Pemaparan Serrgio dan Diego itu diterjemahkan Latif saat bertemu Wakil Ketua Komisi E DPR Aceh, Safwan Yusuf dan Wakil Ketua Komisi B DPR Aceh, Darmuda serta Kadispora Aceh Hasan Basri di ruang kerja Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Selasa (22/3).

Menurut Sergio, ada 16 pemain ‘Timnas’ Aceh sudah masuk dalam empat klub di Argentina dan Paraguay. Satu pemain atas nama Zikri Akbar masuk dalam klub Divisi I Argentina, CASLA. Lima pemain atas nama Syahrizal, Rahmat Maulana, Imanda Putra, Muhammad Lirival Andrea dan Rahmanuddin masuk ke klub Divisi II Paraguay, Trinidense. “Menurut pelatih disana, Zikri Akbar punya kemampuan skill bermain di Eropa bila sudah bermain diatas satu tahun setengah di Argentina. Karena kompetisi di Brazil dan Argentina adalah penyuplai pemain ke Eropa,” ujar Sergio.

Tiga pemain lain, kata Sergio, yaitu Teuku Muhammad Iqbal Alfajri, Hadina Rivaldi Diaz dan Dede Ramadhan masuk ke klub Divisi IV Paraguay, Atlantida. Tim Atlantida merupakan penyuplai pemain terbanyak ke Timnas Paraguay. Empat pemain lagi atas nama Muarrif, Bryan Muharram Setiawan Anwar, Taufiq Aqsar dan Jalwandi direkrut klub Divisi II Paraguay, Fernandi de la Mora.

Selanjutnya, kata Sergio, ada empat pemain lagi yang baru direkrut oleh klub Fernando de la Mora dari 14 pemain yang sedang menjalani seleksi. Ke-14 pemain tersebut, yaitu Zoel Fadli, Andri Muliadi, Nendi Fadriansyah, Firdaus Ramadhan, Zikrillah Tarmizi, Gian Randi Saputra, Satria Setiawan, Feli Ariesta, Randy Risky, Ahmad Agung Fauzan, Armiadi, Hardiansyah, Sayuti dan Arief Hidayat.

“Diperkirakan dari 10 pemain yang tersisa ini masih punya peluang untuk bergabung dalam klub di Paraguay selama selama seleksi yang masih berlangsung. Hanya tiga pemain Faumi Syahreza dan Malem Budiman yang masih didera cidera serta Agam Ramatillah bermasalah dengan jantung bawaan sejak kecil. Kami berharap lebih banyak lagi pemain Aceh yang direkrut oleh klub-klub di Paraguay,” ujar Sergio.

Sementara itu, Kadispora Aceh, Hasan Basri meminta kepada Sergio dan Diego untuk mengirim video pertandingan ujicoba antara ‘Timnas’ Aceh dengan salah satu klub di Paraguay. Nantinya, video itu akan diputar disalahsatu televisi lokal di Aceh supaya bisa disaksikan oleh masyarakat. Permintaan tersebut ditanggapi positif oleh Sergio dan Diego yang siap mengirim rekaman ujicoba terakhir.(hd)

Alasan Cristian Gonzales memukul Official Persib Bandung



Striker Timnas Cristian Gonzalez akhirnya buka-bukan. Tidak berbicara langsung, Gonzalez menceritakan ihwal pemukulan salah seorang official Tim Persib Bandung, Tata kepada sang istri, Eva Siregar.
Eva mengemukakan, pemukulan itu diawali sejumlah kata kasar yang diucapkan Tata kepada Gonzalez.

"Dia sebut Gonzalez dengan kata-kata kasar seperti a**ing loe, a**ing loe. Dan dilakukan berulangkali," ungkap Eva kepada tribun di Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/3/2011).

Bukan hanya itu, kemarahan Gonzalez semakin meletup saat Tata memegang kepala Gonzalez, dan kemudian mendorongnya.

Atas perlakuan itu, saat Gonzalez berada di kamar ganti stadion pun melampiaskan kemarahan, hingga akhirnya terjadi pemukulan.

Eva mengaku, dirinya beserta suami merasa heran dengan perilaku Tata yang kemudian melaporkan pemukulan ke kepolisian. Padahal, setelah insiden tersebut terjadi, kedua pihak sudah berbaikan.

"Bahkan mereka berdua bersalaman dan disaksikan manajemen Persib," ujar Eva seraya mengemukakan, dirinya bisa saja menuntut balik Tata. Namun, hal itu diurungkan mengingat Tata merupakan official Persib Bandung.

"Saya hari ini akan mendatangi Tata. Apa yang diinginkan dia," kata Eva.

Untuk diketahui, striker timnas sekaligus bomber Persib Bandung Cristian Gonzalez dilaporkan ke Kepolisian Resor Kabupaten Bandung (Polres Bandung) di Soreang oleh Tata, salah seorang official tim Persib, Jumat (25/3/2011) pagi.

Tata mengadu ke polisi karena tak terima wajahnya ditonjok sebanyak tiga kali oleh striker berjuluk El Loco alias Si Gila itu. Kasus pemukulan ini terjadi saat turun minum di ruang ganti pakaian tim Persib di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kamis (24/3/2001) malam. Saat itu Persib tengah berlaga melawan Persiwa Wamena.

Selasa, 22 Maret 2011

[REKOR] 36 Kartu Merah Dalam satu Pertandingan .



Seorang wasit mencetak rekor dalam sebuah pertandingan sepak bola dengan mengeluarkan 36 kartu merah. Wasit bernama Damian Rubino mengusir seluruh pemain alias 22 pemain plus pemain cadangan dan staf tim ketika terjadi perkelahian massal.

Insiden tersebut terjadi saat Damien Rubino memimpin pertandingan Divisi Lima Liga Argentina antara Claypole melawan Victoriano Arenas, Selasa (2/3). Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan Claypole 2-0 di Buenos Aires.
Hampir sepanjang pertandingan terjadi pelanggaran. Sebelum babak kedua dimulai, dua pemain sudah diusir. Dan di akhir pertandingan, suasana menjadi makin panas ketika perkelahian massal terjadi. Bukan hanya pemain dan pelatih yang terlibat, para penggemar juga masuk ke lapangan ikut berkelahi.

Akibat insiden tersebut, salah satu petinggi klub memohon kepada polisi untuk mengunci para pemain lawan di ruang ganti mereka.

Claypole menuding wasit Damian Rubino kelewatan dengan mengeluarkan 36 kartu merah. Manajer Claypole, Sergio Micieli, mengatakan, "Mayoritas pemain berupaya untuk melerai pertikaian. Lantas wasit jadi bingung."

Pertandingan tersebut memecahkan rekor kartu merah terbanyak yang sebelumnya terjadi pada 1993 di Paraguay ketika 20 pemain diusir wasit.

Menurut laporan di Argentina, Asosiasi Sepak Bola Argentina berencana mencabut keputusan wasit yang mengeluarkan 36 kartu merah karena dikhawatirkan menjadi preseden buruk ke depannya.

Mantan Gelandang Manchaster United , Selangkah lagi merumput di LPI

 
Meski kerap diremehkan, ternyata Liga Primer Indonesia (LPI) tetap seksi di mata para mantan pemain top dunia, setelah Lee Hendrie kini giliran Jesper Blomqvist, menyatakan minatnya.
Mantan gelandang Manchester United itu bersedia untuk bergabung dengan salah satu klub yang berkompetisi di ajang tersebut.
Kesiapan Blomqvist untuk merumput di LPI ini diungkap salah seorang penggagas LPI, Yon Moeis. Menurut Yon, pemain asal Swedia ini tertarik dengan adanya breakaway league yang bergulir di Indonesia.
"Hal ini yang membuatnya bersedia untuk datang sendiri ke Indonesia," ungkap Yon pada bola.net, Rabu (16/03).

Sejauh ini, masih belum ada kepastian klub mana yang bakal dibela gelandang yang kini berusia 37 tahun tersebut.

"Saat ini dia sedang melihat-lihat kondisi dahulu. Tadi dia sempat mencoba makan gado-gado. Dia juga sempat melihat-lihat barang antik di Jalan Surabaya, Jakarta," imbuh Yon.

Namun, menurut kabar yang beredar, ada dua klub yang berpeluang besar meminang pemain yang juga sempat berkostum AC Milan itu. Dua klub tersebut adalah Minangkabau FC dan Persebaya 1927. Bahkan, menurut kabar tersebut, Blomqvist telah bertemu dengan CEO Persebaya 1927, Llano Mahardika.

Sementara itu, menurut juru bicara LPI, Abi Hasantoso, saat ini, Blomqvist, yang biasa bermain di sektor sayap kiri itu, masih dalam tahap penjajakan pada tawaran klub-klub yang berniat meminangnya.

"Kemungkinan besar, dia baru akan bergabung ke LPI di transfer window kedua, Juni 2011, nanti," ujar Abi melalui pesan singkat pada bola.

Blomqvist merumput di Manchester United selama tiga tahun, mulai tahun 1998 sampai 2001, di United Blomqvist berhasil mencetak satu gol dari 25 kali laganya bersama United.
Blomqvist juga tercatat sebagai pemain timnas Swedia, sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 2002.

Situs Resmi PSSI kembali di Serang Hacker


Situs resmi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) telah dibajak. Ini terlihat dengan munculnya gambar tikus memegang pistol di website tersebut.


Gambar yang muncul di halaman depan situs resmi PSSI.

Ketika Okezone membuka situs PSSI pada Minggu (20/3), terpampang jelas di halaman muka situs tersebut, gambar tikus memegang pistol dengan tulisan 'Stop Korupsi'.

"Situs 'pssi-football.com' kembali diserang hacker, yang kedua kalinya dalam tiga hari terakhir; penanggung jawab serangan pertama 'soldier of Allah', sedangkan yang terakhir adalah dari 'aktivis tukang gorengan peduli indonesia' belum bisa difahami, semangat apa yang diusung oleh kawan-kawan hacker ini , sekedar iseng atau memang disengaja, sebagai dinamika terkait kongres PSSI 26 Maret dan 29 April nanti?" tulis Tubagus Adhi Priyanto, Wakil Bidang Media PSSI, di akun facebook-nya, Minggu (20/3/2011) pukul 16.20 WIB.
Selain tulisan 'Stop Korupsi', di bagian bawah halaman muka situs resmi PSSI tersebut juga ada tulisan 'Stop Korupsi & Suap di Indonesia' dan 'Hacked by Aktivis Tukang Gorengan Peduli Indonesia'.

Selain mengganti gambar halaman utama situs PSSI, hacker 'Aktivis Tukang Gorengan' juga memblokir akses untuk masuk ke dalam situs tersebut.

Nampaknya masyarakat sudah terlalu muak akan kepengurusan yang buruk di PSSI saat ini, hingga mereka membajak situs resminya. Terbukti dengan kasus korupsi yang menggiring Ketua Umum Nurdin Halid sebagai tersangka, pada 2007 lalu.

Banyak Sekali hacker hacker Indonesia yang membajak situs ini :
Contohnya Saja beberapa gambar- gambar dari kami dapat dari sumbernya .


25 Agustus 2010


21 April 2009



19 Mei 2009













__________________

Di Telantarkan di Indonesia , Noah Bakena Curhat


JAKARTA- Impian akan karir sukses sebagai pemain sepak bola di luar negeri, seringkali berakhir dengan mimpi buruk untuk pemuda Afrika. Ditinggalkan dan dibiarkan sendiri. Mereka tampaknya kehilangan segalanya ketika pulang ke tanah air.
Pemain sepak bola Kamerun, Noah Bakéna berusia 31 tahun. Setelah tinggal di Indonesia hampir dua tahun, ia kembali ke Kamerun, di mana ia bermain untuk Bonamoussadi Youth, klub lokal, divisi II. "Ini hanya untuk menjaga kondisi saya, agar tetap fit, sampai cedera pada lutut sembuh sepenuhnya," katanya.

Bakéna cedera pada 4 Januari, 2007, hanya sepekan setelah menandatangani kontrak dengan klub sepak bola Indonesia, Persikabo Bogor. "Itu terjadi sewaktu pertandingan persahabatan. Dokter mengatakan saya tidak bisa bertanding selama enam bulan, dan klub memutuskan memecat saya tanpa memperdulikan masa kontrak," cerita Bakéna.

Atlit muda mendatangi Asosiasi Sepak Bola Internasional FIFA dan meminta supaya dilakukan penyelidikan. "Saya tinggal di Indonesia tanpa dokumen mau pun uang. 1 Oktober 2008, saya ditahan dan dipenjarakan karena izin tinggal saya kadaluarsa, jadi ilegal," katanya.

Dengan bantuan Asosiasi Pesepak Bola Kamerun AFC, Federasi Internasional Pesepak Bola Profesional FIFPro dan FIFA, Bakéna bebas penjara sebulan kemudian, dan pulang ke Kamerun.

Sejak itu, AFC membantu Bakéna menemukan klub baru. Tapi setelah tiga tahun tidak aktif, tidak mudah untuk kembali bekerja. Klub melatihnya setiap hari dari jam 6 sampai jam 9 pagi. Tapi bekas pemain profesional dari Persikabo Bogor kehilangan ritme latihan intensif. Berat badannya naik beberapa kilogram, dan lututnya belum sembuh total.

Namun menurut Bakéna, hal paling sulit adalah bahwa ia selalu dinilai orang-orang lain. Bakéna bercerita ia selalu menjadi bahan olok-olokan. "Pulang ke Kamerun dalam kondisi seperti ini, tidak mudah. Bila anda berada di luar Afrika, keluarga selalu menaruh harapan pada anda. Tapi ketika pulang tanpa uang, setelah mendekam di penjara, Itu memalukan," katanya.

Berkat dukungan beberapa organisasi sepak bola, Bakéna tidak mengalami situasi sama seperti banyak pesepak bola Afrika lain yang gagal. Mereka banyak yang menjadi pecandu alkohol, kejahatan dan kemudian dikucilkan.

Mei 2010, putusan FIFA diumumkan: bekas klubnya, Persikabo Bogor harus membayarnya 30 ribu dolar AS sebagai uang kompensasi. Dengan uang ini, Bakena bisa keluar rumah orang tua, dan membeli rumah untuk istri dan putrinya. Uang itu juga membantu membiayai perawatan yang tepat untuk lututnya.

Sebelum Indonesia, Bakéna juga mengatakan memiliki pengalaman negatif di Libya dan Korea Selatan. Tapi kendati semua kesulitan ini, ia tetap bermimpi suatu saat bisa bermain untuk klub asing. "Saya akan berusaha lagi, begitu lutut saya sembuh," ujarnya.

"Banyak kasus seperti Bakéna's," kata Luc Noé Bengan, jubir AFC. "Tapi atlit-atlit ini selalu siap meninggalkan tanah air: mereka berharap bisa menemukan hidup lebih baik di tempat lain."

Klub Eradivisi Lirik Boaz Salossa



Venlo - Pemain Persipura Boaz Solossa punya kesempatan untuk meretas karir di Eropa. Pasalnya, klub Eredivisie Belanda, VVV Venlo, sedang memantau Persipura Jayapura itu.

Adalah Ruud JC Voll, promotor sepakbola Indonesia-Belanda, yang mencoba menghubungkan VVV dengan Boaz. Demikian diaku Voll kepada Radio Nederland.

VVV saat ini tengah mempelajari rekam jejak dan video penampilan Boaz. Termasuk adalah saat striker 24 tahun itu menjebol gawang Uruguay dalam laga uji coba di Jakarta, Oktober tahun lalu.

"Boaz memiliki insting pembunuh dan berani menembus pertahanan lawan dan mencetak gol. Saya rasa VVV saat ini membutuhkan goal getter seperti Boaz," ungkap Voll di RNW.nl.

Voll cukup berpengalaman dalam menjembatani dunia sepakbola Indonesia dan Belanda. Voll pernah membawa Irvin Museng masuk akademi Ajax Amsterdam dan pernah mendatangkan pelatih Frits Korbach untuk membesut PSM Makassar tahun 2006.

Sejak awal karirnya, Boaz hanya pernah membela Persipura. Di Liga Super Indonesia (ISL) musim 2010-11, pemain yang pernah terbelit masalah disiplin itu telah mencetak 15 gol dari 11 laga.

VVV sendiri tidak asing dengan pemain asal Asia. Klub yang kini terbenam di posisi 17 alias kedua terbawah di Eredivisie (level teratas Liga Belanda) itu pernah dibela Keisuke Honda (Jepang) tahun 2008-09.

Sabtu, 19 Maret 2011

Pernyataan Blatter Tentang PSSI



Presiden FIFA, Joseph S. Blatter, memberikan pernyataan seputar situasi sepak bola Indonesia pada saat konferensi pers di Gedung Parlemen Timor Leste, Selasa pagi (15/3), untuk menjawab pertanyaan tertulis yang disampaikan oleh para wartawan pada malam sebelumnya.

"Saya sangat senang bisa membuat klarifikasi di sini menyangkut situasi sepak bola di Indonesia yang telah menjadi perhatian. Berdasarkan surat resmi yang kami kirim ke Sekretaris Jenderal PSSI, Mr. Besoes dan juga press release kami yang bisa dilihat di fifa.com, kami mempunyai dua masalah di PSSI. Yang pertama adalah masalah organisasi menyangkut Statuta PSSI dan yang kedua adalah mereka mempunyai breakaway league yang tidak compatible dengan statuta mereka sendiri dan dengan Statuta FIFA."

"Situasi ini telah dibahas dalam Football Association Committee FIFA dan dibahas juga dalam Executive Committee FIFA. Executive Committee telah mengambil keputusan bahwa PSSI harus mengatur General Asembly pada 26 Maret untuk memilih dan mengarahkan Komisi Pemilihan dan mengadopsi Electoral Code berdasarkan Standard Electoral Code FIFA."

"Komisi Pemilihan harus mengatur pemilihan sebelum 30 April dan juga jika PSSI tidak mampu menyelesaikan masalah breakway league, kasus akan dibawa lagi ke Komite Eksekutif FIFA untuk kemungkinan diberikan sanksi."

"Apa makna dari keputusan tersebut? Komite Eksekutif juga memahami bahwa Komite Banding telah menggugurkan aplikasi empat kandidat ketua. Sangat jelas, bahwa kami pun telah melakukan pertemuan di Zurich bersama dengan Secretary General dan Director Member Association and Development, Thierry Regenass, yang juga hadir di sini. Kami telah bertemu perwakilan PSSI, Duta Besar Indonesia untuk Swiss, dan ibu Rita Subowo, sebagai kolega saya di IOC yang juga Ketua KONI."

"Kami menerangkan keputusan dari Komite Eksekutif dan kami juga menghargai keputusan yang telah diambil oleh Komite Banding Pemilihan Ketua PSSI. Kami tidak berbicara menyangkut siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh berada di sana. Meski statuta diperbaharui sekalipun, tidak akan menyebutkan siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh, tetapi yang kami harapkan jika statuta diubah di kongres pun harus menghargai keputusan yang tekah diambil oleh Komite Banding. Ini adalah sikap kami dan tidak ada diskusi menyangkut hal itu karena bola sekarang dimainkan oleh PSSI sendiri."

"Hal lainnya mengenai breakaway league. Tidak mungkin memiliki sebuah breakaway league di dalam sebuah organisasi yang terorganisasi dengan baik. Oleh karena itu sekaranglah saatnya bagi Komite Eksekutif FIFA untuk memastikan terjadi intervensi, tetapi berdasarkan statuta mereka sendiri mereka harus menyelesaikannya, karena kami tidak akan menghindari jika statuta ditulis ulang oleh asosiasi, tetapi mereka harus membawanya ke 'house in order'."

"Jika sampai akhir April atau 30 April, mereka tidak melaksanakannya maka kasus akan dibawa kembali ke Komite Eksekutif FIFA. Jika tidak ada penyelesaian maka Komite Eksekutif FIFA tidak memiliki alternatif selain menghukum federasi dan saya berharap kami tidak menjatuhkan sanksi, tetapi mereka harus melaksanakan tugas-tugasnya."

Ketika ditanya oleh Effendi Gazali menyangkut artikel kriminal yang selama ini menjadi perdebatan, Blatter mempersilahkan Director Member Association and Development, Thierry Regenass, untuk menjawabnya.

"Seperti yang diutarakan oleh Presiden FIFA bahwa keputusan harus daimbil oleh Komite Pemilihan yang akan dibentuk pada 26 Maret sesuai dengan statuta. Kami konsen pada Statuta PSSI yang di-approve oleh FIFA itu sangat jelas. Maksudnya jelas bahwa sesorang yang pernah dinyatakan bersalah tidak bisa dicalonkan. Kami tidak berbicara menyangkut individu di sini, tetapi secara rasa dan secara logika dari statuta tersebut sangat jelas. Tetapi, pada akhirnya Komite Pemilihan PSSI untuk memutuskan," ujar Regenass.

Menyangkut waktu dinyatakan bersalah apakah sebelum, pada saat kongres, atau selamanya, Regenass menegaskan: "Kapanpun!"

Jumat, 18 Maret 2011

Boaz , Okto Maniani , dan Bonai Protes Tuntut Alfred Riedl minta Maaf



Pelatih Indonesia Alfred Riedl mendapat protes keras dari tiga pemain asal Papua yang pernah dicoret Riedl dari Skuad Merah Putih dengan sejumlah alasan.
Ketiga pemain asal Papua tersebut adalah striker Persipura Jayapura Boaz Solossa dan Titus Bonai, serta gelandang Sriwijaya FC Oktovianus Maniani. Boaz dicoret dari skuad Piala AFF 2010, sedangkan Titus dan Bonai dari skuad SEA Games 2011.



“Karena pencoretan itu nama saya menjadi buruk. Pelatih tidak pernah memberi tahu secara rinci mengenai alasan pencoretan saya. Saya hanya dibilang indisipliner. Saya menuntut permintaan maaf dari Riedl,” ujar Tibo, sapaan Titus kepada Metro TV.

Sedangkan Boaz mengatakan, Riedl maupun Badan Tim Nasional [BTN] PSSI hanya memikirkan kepentingan sendiri, tanpa memikirkan pemain.




“Mereka hanya membutukan pemain ketika sedang dibutuhkan, tapi mereka tidak mau memikirkan kepentingan pemain terhadap keluarga. Saya rasa hal seperti ini harus segera diubah. Jika tidak, pemain asal Papua akan memboikot timnas,” cetus Boaz.

Kendati demikian, lanjut Boaz, pemain asal Papua tidak pernah berniat ingin meninggalkan tim nasional. Mereka selalu mempunyai keinginan untuk memperkuat tim Merah Putih.

Sabtu, 12 Maret 2011

Pemain Jepang yang merumput di Indonesia , Khawatir gempa Jepang


Soccer Republic Indonesia - Jepang yang memiliki julukan samurai biru , dan juga Matahari terbit ini kembali diguncangkan oleh bencana Alam Tsunami dan Gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter serta gelombang Tsunami setinggi 10 meter ,memakan korban di jiwa di Jepang berdampak pada kota Honshu , Fukushima ,Saitama , berimbas juga pada ibu kota Tokyo , di Indonesia dirasakan kekhawatiran atas saudaranya yang tinggal di Jepang , terutama pemain Jepang yang bermain di Indonesia .
 Seperti Kenji adibara , Satoshi Utomo , Matsunaga Shohei , Kendai Atusoro Matsumoto , Nakazawa Matsuwo , Takashi Uchida yang masing - masing dari dari mereka merumput di liga ISL , khawatir akan nasib saudara dan orangtua mereka di Jepang , tetapi setelah beberapa waktu baru ini seperti Kenji , Matsunaga , Matsumoto telah diberitakan sudah bisa menghubungi keluarganya di Jepang, dinyatakan baik - baik saja , sedangkan yang lain masih dalam perjuangan untuk berkomunikasi dengan keluarganya . Semoga Mereka ( pemain Jepang ) bisa terus berkonsentrasi untuk bermain di Indonesia . Dan memberikan hasil yang maksimal bagi tim - timnya masing-masing . Jepang adalah negara yang Tangguh .

Jumat, 11 Maret 2011

Calon - Calon Pemain Berkelas di Pulau Jawa














TIMNAS INDONESIA GO TO WORLD CUP - Sebagai kota tempat lahirnya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Yogyakarta sadar betul akan arti penting pembinaan pemain muda sebagai elemen dasar pembangunan sepakbola nasional.

Yogyakarta merupakan satu dari 14 kota yang masuk dalam proyek Vision Indonesia, sebuah program pengembangan, pembibitan, dan pengelolaan sepakbola secara terpadu dan berkesinambungan yang diselenggarakan PSSI.
Program tersebut merupakan bagian dari program AFC Vision Asia 2002-2012 yang telah di kembangkan di sejumlah negara Asia. Kota yang terpilih berarti dinilai sanggup jadi sentra sepakbola nasional dan punya kriteria penunjang untuk pengembangan program.

Sejak 2001, Yogyakarta punya Walikota yang berperan cukup aktif di sepakbola, Herry Zudianto. Sosoknya memang dikenal peduli dengan perkembangan olahraga terpopuler sejagad tersebut. Salah satu bentuk nyatanya adalah membina Persatuan Sepak bola Indonesia Mataram (PSIM).
Sejak 2009, Herry pun sangat serius melahirkan putra-putra daerah Yogyakarta, dengan komitmen tidak akan menghadirkan pemain asing di PSIM atau pemain nasional dari luar daerah. Hal inimerupakan bagian dari program pembinaan olahraga di Propinsi DIY.

Kehadiran Herry juga sangat membantu PSSI dalam hal pembinaan pemain muda. Seperti dikutip dari berbagai sumber, pembinaan U-16 hingga U-23 di sana dikelola oleh Diklat PSIM, sedang Pengcab PSSI Yogyakarta disinyalir hanya fokus di pembinaan U-15. Baginya, progres sepakbola di Indonesia terbilang lambat melupakan sisi pembinaan, rata-rata sebuah klub lebih suka dengan hasil instan.

Sementara itu, PSSI juga terus mencari bakat-bakat muda di Yogyakarta lewat Badan Pembinaan dan Pengembangan Usia Muda (BPPUM), yang baru terbentuk tahun lalu. Ketua BPPUM Rahim Soekasah mengklaim pihaknya mengirim pencari bakat dengan kemampuan terbaik, hasilnya bisa disimpulkan
Yogyakarta menyimpan cukup banyak talenta muda Salah satunya Rico Adriyanto. Bocah dari SMP Negeri 13 Yogyakarta ini tampil memukau pada kompetisi Liga Pendidikan Indonesia pertama, dua tahun lalu. Tak puas sampai di situ, Rico mengikuti kompetisi yang menjadi program pembinaan Pemuda dan Olahraga milik Kemenegpora yang digelar di Yogyakarta. Di sini, warga Plengkung Gading, selatan Keraton Yogyakarta kembali menunjukkan performa tangguh dan akhirnya lolos seleksi Indonesia Football Academy (IFA).
Selama menjalani pemusatan latihan IFA di Sawangan, Depok, Rico dinilai punya kemampuan di atas rata-rata, hingga akhirnya terpilih menjadi pemain yang berkesempatan latihan di salah satu klub Inggris, Leceister City, Januari kemarin.



Rico terpilih bersama empat pemain U-16 lain, yaitu Maldini Pali (Makassar), Moch. Fahmi Al Ayyubi (Pasuruan), dan Yogi Rahardian (Palembang).
Menurut Presiden Direktur IFA, Iman Arif, yang terpilih tak hanya latihan di Inggris tapi juga diikutsertakan dalam kompetisi yang diadakan Leceister. Bila memuaskan, klub divisi Championship tersebut bisa mengontraknya selama satu atau dua tahun.

Dijelaskan Iman, Rico dan tiga pemain muda lain diharapkan masuk tim inti sampai kompetisi berakhir, Mei mendatang. Setelah itu, IFA bersama dengan pihak Leicester akan melakukan evaluasi.
Suatu kebanggaan bagi masyarakat Yogyakarta bila pada akhirnya Rico berkesempatan membela timnas Indonesia. Kawasan Kota Pelajar dan sekitarnya memang kerap menghasilkan pemain berkualitas, sebut saja Seto Nurdiantoro, Indriyanto Nugroho, Haryanto Prasetyo, Wahyu Wijastanto, Harry Saputra, hingga Agus Purwoko.

Berjuanglah Garuda - garuda Muda Indonesia , Kami rakyat Indonesia selalu mendukungmu ! Soccer Republic of INDONESIA , Timnas Garuda merah putih

Mijan Radovic Kaget kultur SepakBola di ISL

Headline

Bandung - Pemain anyar Persib asal Montenegro Miljan Radovic ternyata masih kaget dengan pola sepak bola di Indonesia. Dalam pertandingan Persib melawan Semen Padang, Sabtu (5/3/2011) kemarin, Miljan belum menampilkan performa permainanya.
Sang Arsitek Persib Bandung Daniel Roekito pun mengakui Miljan masih kaget dengan sepak bola Indonesia. "Dia perlu adaptasi lagi di Persib. Soalnya, pola sepak bola di Indonesia berbeda dengan negara lainnya," ujar dia.

Dalam pertandingan kemarin pun Miljan sering terlihat protes terhadap wasit karena yang seharusnya sang hakim di lapangan menunjuk pelanggaran, ini ternyata tidak.

"Ya contoh kagetnya, wasit membiarkan pelanggaran kepada Miljan dari hadangan pemain Semen Padang," ujarnya.

Persib terpaksa gagal membawa pulang 3 poin dalam laga perdananya di putaran II Liga Super Indonesia (LSI) melawan Semen Padang di Stadion H Agus Salim, Sabtu (5/3/2011).

Setelah sempat unggul 1-0 di menit 75 melalui gol indah Matsunaga Shohei, gawang Persib akhirnya harus kebobolan di injury time dengan tambahan waktu 6 menit.

Sabtu, 05 Maret 2011

Sejarah Tim Sepak Bola Persebaya dan Bonek Mania

Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja dirubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.


Bonek Mania merupakan salah satu suporter terbesar di Indonesia , BONEK singkatan dari Bondo dan Nekat , hampir mayoritas Bonek ini adalah orang asli dari Surabaya , yang dahulu Bonek ini didirikan oleh Bung Tomo untuk melawan penjajah Belanda tetapi setelah merdeka Bonek ini berganti alih fungsi menjadi suporter yang mendukung tim kesebelasan Persebaya yang kini bermain di liga LPI dan Ti Phone.
Sejarah Bonek Mania sangat panjang dari tahun 1927 sebelum merdeka jumlah mereka sangat banyak , mereka menghuni kota-kota di Jawa Timur seperti Sidoarjo , Malang , Pasuruan , Tuban , Gresik , dan Mojokerto . Musuh abadi dari suporter ini adalah AREMANIA suporter asal kota Malang .