Sebenarnya lirik lagu ini sendiri tidak menggambarkan secara tegas tentang cerita ayah. Hanya saja, saat membaca terjemah lagu ini, aku berpikir seperti sedang dinasihati oleh ayahku. Yah, mungkin memang itu tujuan lagunya. Nanti kapan-kapan ku tanya Futoshi dah apa maksud lagu ini kalo ketemu dalam mimpi. ^o^
Aku sendiri paling suka bagian awal dan akhir lagu ini yang sepertinya berhubungan. “Sekarang aku berbeda dengan diriku sewaktu sekolah dasar,” aku suka kalimat itu. Dan perumpamaannya dengan mampu mengambil madu pada rak paling atas juga sungguh sempurna. Sekarang aku sudah dewasa, seperti yang digambarkan lagu ini. Ya, kita dewasa, semoga.
Madu ~Ayah, Ayah~
Ketika aku menjadi murid sekolah dasar
Pada rak kedua dari atas,
Aku menumpahkan mada pada ayah, dan kami tertawa
Di setiap hari yang berlalu dengan cepat
Apa hal yang harus ku hargai?
Aku tidak tahu
Kebahagiaan datang kepadaku dari hal-hal yang rumit
Walapun aku yang berdiri berjinjit itu adalah aku
Apa itu menang dan kalah dalam hidup?
Ketika kau kembali ke rumah sehabis bekerja, kau tenggelam di tempat tidur
Tanpa bertemu dengan siapapun, kau tertidur
Demi menjadi orang dewasa, agar aku bisa diakui
Aku harus bekerja lebih keras, lebih keras
Tapi dadaku terasa sakit
Pagi yang berwarna seperti madu datang bersamaan dengan angin yang lembut
“Kau tidak perlu menjadi sempurna.”
Aku merasa seperti dinasihati seperti itu
Ketika semua berjalan lancer
Dan ketika sesuatu salah
Tidak wajar untuk berhenti berjalan
Ada alasan untuk setiap keberadaan air mata
Untuk sudut pandang orang lain, itu hal yang berharga
Mereka bilang hal yang besar adalah yang terbaik
Itu selalu ada di dalam pikiranku
Banyak panorama yang telah dilupakan tanpa sadar
Aku merasakan hal-hal yang jelas
Seperti matahari terbit dan terbenam
Aku merasa bersyukur atas kejelasan itu
Terima kasih
Jika di senja itu
Aku mencoba untuk menempatkan label untuk barang-barang mahal
Orang-orang akhirnya akan menghargai keindahan itu, kan?
Langit malam yang jernih
Kata-kata yang berkelap kelip dengan cahaya
Yang ditempatkan di hati yang lelah
Pada komedi putar di tengah malam
“Terkadang kau harus berhenti,
Dan mengistirahatkan sayap yang lelah itu
Jadi kau bisa terbang lagi.”
Pagi yang berwarna seperti madu dating bersamaan dengan angin yang lebut
“Kau tidak perlu menjadi keren.”
Pesan yang terus membelai pipiku dengan lembut
Pesan dari surga
Aku sekarang berbeda dengan diriku yang menjadi murid sekolah dasar
Di rak paling atas, madu tidak tertumpah lagi
Sekarang aku bisa menjangkaunya, :)
DOWNLOAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar