DOHA – Penampilan menjanjikan dari Korea Selatan di laga perdana kontra Bahrain, membuat amunisi kunci Taeguk Warriors, Park Ji-Sung memprediksi Korea Selatan bisa memenuhi ekspektasi yang tertunda selama 51 tahun.
Gelandang kesohor Manchester United itu menyebut, solidnya permainan Korea Selatan merupakan modal bagus untuk mengarak trofi Piala Asia. “Secara keseluruhan, permainan kami sangat taktis dan baik,” kata Ji-Sung di situs resmi Piala Asia, Selasa (11/1/2011).
Eks-PSV Eindhoven ini pun menyebut, merebut kemenangan di laga perdana memiliki arti penting sebagai landasan menatap pertandingan berikutnya. “Laga perdana selalu penting di turnamen sekelas Piala Asia atau Piala Dunia. Dengan raihan tiga poin memudahkan kami di sisa pertandingan (di babak penyisihan). Jadi, kemenangan ini sangat berharga buat kami,” tutur Ji-Sung yang mengawali kiprah profesionalnya bersama klub Jepang Kyoto Purple-Sanga.
Atas rapor bagus ini, Ji-Sung pun tidak sungkan memasang target selangit, kontingen timnas Korea Selatan akan meninggalkan Qatar dengan status sebagai juara Piala Asia.“Firasat saya sangat kuat mengenai kemungkinan itu. Bukan hanya saya, semua pemain memiliki perasaan yang sama."
"Pemain muda yang kami miliki memiliki prospek cerah di masa depan, bermain di level Internasional. Jika pemain muda diberi banyak pengalaman, mereka akan berkembang dengan baik. Inilah yang membuat perbedaan di pertandingan berikutnya,” urai Ji-Sung mengenai komposisi bibit belia yang dikedepankan Cho Kwang-Rae.
“Saya kira, sisi fisik sangat baik Australia lebih baik dari Bahrain. Jadi, kami harus menyiapkan taktik terbaik saat menghadapi mereka (Australia),” tutup Ji-Sung ketika memetakan kekuatan calon lawan yang akan dihadapinya pada 14 Januari 2011 nanti.
Ini dia PROFIL Timnas Korea Selatan
Tim nasional sepak bola Korea Selatan adalah tim nasional sepak bola Asia yang paling sukses sejak melakukan debutnya pada Olimpiade 1948.
Korea pada zaman kuno mempunyai permainan bola bernama chuk-guk, yang sangat mirip bentuknya dengan sepak bola masa kini. Meskipun begitu, orang-orang Korea melihat versi modern sepak bola untuk pertama kalinya pada tahun 1882 ketika awak-awak kapal Britania memainkannya saat kapal mereka berlabuh di pelabuhan Incheon.
Pada tahun 1921, Turnamen Sepak bola Seluruh Korea diadakan untuk pertama kalinya, dan kemudian pada tahun 1928, Asosiasi Sepak bola Korea didirikan, sehingga menciptakan fondasi untuk mengembangkan sepak bola di Korea. Selama periode penjajahan kolonial Jepang di Korea, sepak bola turut berperan dalam mengurangi perasaan frustrasi yang dialami warga Korea dan memperkuat harapan akan kebebasan.
Asosiasi Sepak bola Korea (KFA) kembali difungsikan pada tahun 1948, setelah didirikannya Republik Korea. KFA menjadi anggota Fédération Internationale de Football Association pada tahun yang sama. KFA kemudian bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada tahun 1954.
Sejak tahun 1960-an, Korea Selatan muncul sebagai kekuatan sepak bola di Asia, menjuarai beberapa kejuaraan sepak bola Asia yang prestisius. Timnas Korea Selatan ikut dalam Piala Dunia FIFA selama 5 kali berturut-turut hingga tahun 1986, menjadikan para pemainnya raja-raja sepak bola Asia. Liga profesional Korea, K-League, dimulai pada tahun 1983 sebagai liga profesional pertama di Asia. Hal ini bukan saja menggembirakan hati para penggemar, namun juga meningkatkan level sepak bola Korea.
Piala Dunia 2002 menjadi tanda kemajuan pesat yang dicapai Korea. Dipilihnya Korea Selatan dan Jepang untuk menjadi tuan rumah bersama merupakan hasil dari kegemaran dan ketertarikan warga Korea dalam sepak bola. Dipimpin pelatih asal Belanda, Guus Hiddink, timnas Korea Selatan mengejutkan dunia dengan mengalahkan timnas sepak bola Italia yang kuat dan melaju hingga ke semifinal untuk pertama kalinya bagi sebuah tim dari Asia. Antusiasme para pendukungnya, yang dipanggil "setan merah", juga menarik perhatian para penonton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar