Translated by: Uswatun Hasanah Ast
Dalam mimpi yang kacau, tiap-tiap mata pisau meraung
Bulan sabit yang pucat terbit, angin merah bertiup
Tanpa menunggu takdir, bunga terjalin menjadi satu
Gaung kebenaran ku acungkan di saat-saat terakhir
Hanyalah mimpi bisa berada di puncak zaman yang sementara
Tanpa menunggu, terpanggil oleh waktu
Hatiku yang mengambil panas menjadi sakit
Saat ku merasa nyaman karena ditantang
Ku dikirim menuju pusaran di dasar jurang maut
Terpikat oleh tarian kegelapan yang menggodaku
Sekarang dalam mimpi yang kacau, tiap-tiap mata pisau meraung
Bulan sabit yang pucat terbit, angin merah bertiup
Tanpa menunggu takdir, bunga terjalin menjadi satu
Perasaan senang penuh gairah tumpah ke dalam cahaya merah sore
Hanyalah pantulan gemerlapnya perubahan zaman
Hari esok tak akan bergerak bahkan sedikit pun
Jadi serang dan bakarlah
Walaupun aku sangat kejam, ku terjebak disini
Ku miliki jiwa seseorang yang tertindas
Jika dunia adalah sebuah perjamuan
Maka kan ku beri nama apa membuat tubuhku yang mabuk ini ‘ambisi’
Bulan sabit yang pucat terbit, angin merah bertiup
Tanpa menunggu takdir, bunga terjalin menjadi satu
Membusuk dalam ketidakkekalan, ku berlari menembus kemegahan
Kemana dadaku yang menyimpan petir ini menghadap?
Kan ku namai mimpi yang kacau itu sebagai ‘ambisi’
Bulan sabit yang pucat terbit, angin merah bertiup
Tanpa menunggu takdir, bunga terjalin menjadi satu
Gaung kebenaran ku acungkan di saat-saat terakhir
Hanyalah mimpi bisa berada di puncak zaman yang sementara
Teruslah maju bersamaku!
DOWNLOAD MP3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar