Aku baru tahu kalau lagu ini ternyata memiliki makna yang cukup dalam, dan tema cukup berat yang jarang diangkat orang ke dalam lirik lagu. Buli. Kasus buli di Jepang sepertinya memang sangat sering terjadi. Dalam manga atau dorama sekolah yang ku tonton, pasti ada satu dua kasus tentang pembulian atau orang yang dijauhi teman-temannya. Kadang aku berpikir, apakah kehidupan di sekolah di jepang begitu beratnya hingga ada satu satu dua orang yang dibuli di sekolah. Sampai ada yang bunuh diri juga. Tapi kebanyakan teman-temannya bersikap pura-pura tidak tahu atas kejadian dibalik kematiannya. Atau yang masih mending, dia juga merasa kasihan tapi tidak berani buka suara. Wah, wah, kalo denger kisah-kisah buli begini aku jadi merasa bersyukur banget tinggal di desa kecil Astambul tempat tinggalku sekarang.
Seseorang berkomentar bahwa lagu ini sebenarnya bukan merupakan tipe lagu idol. Karena temanya yang berat itu. Kalau lagu idol itu kan kebanyakan lagu yang ceria dengan teman cinta atau yang bahagia-bahagia. Tapi kalau lagu ini sendiri cukup suram. Baik dari lirik maupun nada dan musik lagu ini sendiri.
Di awal PV, ada sebuah kalimat yang berbunyi, “Kau bukanlah burung. Aku ingin kau berjalan di atas tanah dengan kakimu. Jika kau menghadapi penderitaan, ada masa deban dibalik itu. Waktu bisa dijadikan sebagai penghapus kenanganmu.” Menurutku itu adalah pesan untuk orang-orang yang mengalami nasib buli untuk bisa terus bertahan. Lalu juga ada kilasan pesan-pesan teks yang berbunyi, “Apa kau pikir ada orang yang senang kau hidup di dunia ini?”, “Setiap orang membencimu.”, “Jangan datang ke sekolah! Sekolah akan tercemar jika kau datang! Udara juga! Jangan sampai kita menghirup udara yang sama.”, “Kau mengerikan, menjengkelkan, mati saja!” Hiii, serem banget dah sumpahan kayak begitu. Seumur-umur aku belum pernah nemu orang disekitarku yang benar-benar dibuli kayak gitu. Sekali lagi aku merasa bernyukur tinggal di Indonesia. :’)
Tapi salut juga pada AKB48 yang berani mengangkat tema lagu seperti ini. Setidaknya bisa membuka mata kita bahwa orang-orang yang mengalami buli itu memang ada, bukan cuma di dorama belaka.
Cinta yang Dulu Ku Cemooh
Translate: Uswatun Hasanah Ast
Berita di televisi menyampaikan
Tragedi dilindungi anonimitas
Hari-hari ini seperti karakter emotion
Di pesan teks yang ku kirim
Orang dewasa mencari sebabnya
Dengan ekspresi sok mengetahui
Tapi analisis mereka melenceng
Bagaikan guyonan yang buruk
Masa depan kita ditentukan
Oleh kelas sosial yang berbeda
Kita baru menyadari
Beberapa waktu yang lalu
Bahwa sekarang tak ada gunanya
Untuk mencoba
Tanpa ku sadari, aku merindukan
Cinta yang dulu ku cemooh
Aku tak ingin kesepian
Aku ingin dirangkul
Oleh seseorang
Gadis yang mencoba menjadi burung itu
Meletakkan sepatunya dengan rapi di atas atap
Apa dia ingin seseorang memujinya?
Atau itu merupakan sindiran?
Walaupun sekarang kau melakukan survei
Tentang apakah kita pernah atau tidak pernah dibuli
Suara dalam hatinya yang ia ingin orang dengar
Sekarang di udara dan tak akan pernah didengar
Selama proses pergeseran tanggung jawab
Membuat orang-orang penting menangis
Kita masih tidak mengerti
Tentang rantai yang benar-benar tak masuk akal ini
Aku mengarahkan jariku
Padaku
Karena tidak melakukan apapun
Namun sebaliknya, aku kelaparan
Akan cinta yang dulu ku cemooh
Dalam kegelisahan, aku pura-pura tak mengerti
Tapi aku mencari hati yang baik
Sepanjang waktu
Tanpa ku sadari, aku merindukan
Cinta yang dulu ku cemooh
Aku tak ingin kesepian
Aku ingin dirangkul
Oleh seseorang
Sepanjang waktu…
DOWNLOAD MP3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar