Kalau biasanya Nino menciptakan lagu yang terdengar romantis dan agak naughty, maka lagu ini selain romantis tapi juga cukup sedih. Dari nadanya saja sudah bisa didengar kalo lagu ini kayaknya cukup sendu. Pas baca terjemahnya, ternyata ceritanya tentang seseorang yang ditinggal mati orang yang dicintainya. Sabishii >_< Judul lagu ini sendiri, awalnya cukup membuatku bingung. Ternyata pada awalnya lagu ini berjudul Kako. Tapi karena kesalahan penulisan huruf kanji, atau huruf kanjinya yang agak serupa, lagu ini malah dikira berjudul Konseki. Aku sendiri pun saat pertama mengetahui lagu ini ku kira judulnya memang Konseki. Tapi kemudian Nino memberikan konfirmasi lewat siaran Baystorm. Ma, tapi sepertinya tidak masalah. Mau Konseki atau Kako, ini tetap lagu yang sama. Aku paling suka bagian lirik lagu ini yang berbunyi, “Walaupun aku bisa mencintai orang lain, ia tak akan lebih dari sekedar “orang lain”.” Rasanya makanya dalem banget. Kata-katanya tampak seserhana dan diulang-ulang, tapi artinya benar-benar bikin salut. Blah, Nino emang pinter banget dalam urusan nulis lagu. Lanjutkan! Sekeras apapun kau berusaha, pasti tak akan menemukan lagu ini dalam versi recording asli. Karena lagu ini memang hanya dinyanyikan di konser Arashi saja, tidak dibikin versi audio recordingnya, sama seperti lagu La Familia. Tapi tetap saja, suara Nino yang agak bergetar itu, cukup manis saat menyanyikan lagu ini. Membuat siapapun yang mendengarnya akan setuju kalau Nino itu, suara live-nya tidak bisa dianggap remeh. Hehe… Sayangnya dalam aksi panggung lagu ini Nino tidak menyanyikan lagu ini sambil main piano seperti lagu Niji. Padahal kayaknya bakal keren. Aku sendiri, cukup senang memainkan lagu ini, dengan kemampuan yang pas-pasan. Kebetulan dapet kuncinya, jadi bisa ku coba-coba pencet-pencet melodinya. Ternyata cocok. Walau sampai sekarang masih belum hafal sama chordnya. Mesti liat contekan dulu kalo mau mainin lagu ini. >o<
Btw, di depan pintu dapur rumahku, ibu menaman sebuah bunga di dalam sebuah pot. Bunga yang belum pernah ku Llhat sebelumnya. Yang jelas, setiap melihat bunga itu, aku selalu teringat dengan lagu Konseki [tahu kan kalo di video live lagu ini, di bagian awal ada gambar bunga]. Jadilah aku menamai bunga itu bunga konseki. Dan tiap pulang kampung selalu ku sempatkan untuk melihat bunga itu sejenak. Hmm.. natsukashii…
Jejak ~Masa Lalu~
Translate: Uswatun Hasanah Ast
Tak pernah memudar, tak pernah memudar
Jejak hujan awal musim panas ini
Bekas yang ditinggalkan air mata itu tak akan pernah menghilang
Tak bisa ku hapus, tak bisa ku hapus
Bayangan seseorang yang ku cintai
Muncul di malam yang gelap
Berjalan di sepajang tepi sungai saat matahari terbenam
Tersenyum bersama denganmu
“Apa yang harus kita buat untuk makan malam hari ini?”
Itu adalah kebahagiaan umum yang kecil, kecil sekali
Setelah kau mati, kau tetap hidup di dalam hatiku
Walaupun aku bisa mencintai orang lain
Ia tak akan lebih dari sekedar “orang lain”
Walaupun aku terus melewati musim yang tak terhitung jumlahnya
Sejujurnya aku takut bila ku melepaskanmu, kau akan menghilang
Memandangi violet, bunga itu begitu indah
Tapi suatu hari nanti akan layu
Waktu ketika matahari terbenam menyatuh dengan merah sore
Menyisakan dua pantulan di atas permukaan air
Aku begitu takut melihat siluet itu
Bayangan kita bertindihan menjadi satu
Ketika ku menyadarinya, sudah terlambat
Hanya diriku sendiri yang terpantul di sana
Benih yang ku kubur di dalam hatiku
Mulai berkecambah setelah dua puluh hari
Walaupun bentuk dan ukurannya mungkin berbeda
Tapi cinta ini tak berubah
Sebuah cahaya bersinar dengan lembut
DOWNLOAD MP3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar